Langsung ke konten utama

LOMBOK BANGKIT #2 Dongeng Di Pedalaman Sugian

Tim relawan SP Mathilda & Warga.

Sinar mentari menerpa pagi, menampakkan cerahnya aktivitas pagi. Seperti biasa kami terbangun di Posko TBBM Ampenan, di tenda 4 x 4 khas TNI AD yang menjadi basecamp bermalam kami di pulau Lombok. Kami mengawali pagi dengan menyiapkan perlengkapan trauma healing, menghitung banyaknya barang yang harus di bawa, hingga memastikan itu cukup untuk kegiatan sehari penuh.

Pagi ketiga kami berkeliling Mataram hingga Lombok Barat untuk mengantarkan Logistik barang kebutuhan korban gempa mulai dari Dopang hingga Barakokok, sesekali mengobrol dengan warga sekitar apa yang mereka butuhkan. Kebanyakan berupa sembako dan perlengkapan bayi, kami semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan korban dan ikut menyemangati mereka. Perjalanan kami hari ini menyebarkan logistic kebeberapa tempat, Sore harinya kami berkunjung ke tempat sahabat saya salah satu anak muda penggerak lingkungan dan anak muda di Mataram untuk berkoordinasi mengenai kegiatan besok Lely namanya. Lely merupakan ketua Earth Hour kota Mataram, kami tahun lalu bertemu di WWF Forum yang mengumpulkan ketua earth hour dari masing-masing kota seluruh Indonesia untuk membahas program mengenai penanganan Lingkungan dan Climate chane yang terjadi di masing-masing daerah, Kebetulan tahun lalu saya juga menjabat sebagai Koordinator Earth Hour kota Balikpapan hal inilah yang membuat kami berkolaboraksi dalam program penanganan korban Lombok kali ini. Kami berencana berkolaboraksi untuk menelusuri pedalaman Lombok Bersama mereka dan rekan-rekan Volunteer dokter dari Czech Rep. yang kebetulan berada di Lombok. kegiatan besok akan dibagi menjadi beberapa kegiatan dimulai pengantaran logistic, trauma healing ke anak-anak korban gempa hingga pengobatan keliling yang di bantu relawan dari Czech.

Pembagian Logistik di Dopang.

Minggu, dua puluh tiga September dua ribu delapan belas. Kami bersiap dari pagi hari jam 6.30 untuk berangkat ke sambelia, Lombok timur. Perjalanan dari Ampenan ditempuh sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan, Sembari di perjalanan kami mencoba makanan khas Lombok di peinggir jalan, Nasi Puyung namanya harganya hanya 6000/bungkus isi ayam atau ikan cukup kenyang apalagi murah meriah. kami lanjutkan perjalanan menuju sambelia menggunakan 2 kendaraan, Kendaraan pertama diisi kami tim relawan SP Mathilda untuk Trauma Healing kendaraan kedua diisi tim medis czech dan relawan dari mataram. Saat itu kami berangkat terlebih dahulu karna rekan-rekan dikendaraan kedua masih menjemput dokter di daerah kuta, kami janjian bertemu di titik tengah di Pohon purba tempat dimana pohon besar tumbuh yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1660. Sebelum kami mencapai titik pertemuan kami sempat rehat sejenak setelah 2 jam perjalanan di salah satu posko dengan pemandangan gunung indah khas Lombok. Sekitar 20 tenda dibangun di lapangan luas tersebut, tak banyak orang yang terlihat disana hanya 5 anak yang kami lihat berlarian sedang bermain disana. Kami sempat mengahmpiri mereka untuk mampir membagikan barang sedikit kebutuhan dan susu ke anak-anak disana. dari 5 anak yang kami hampiri bertambah jadi 20 anak 1 dus susu isi 36 kotak langsung ludes kami bagikan, senang rasanya bisa berbagi disela-sela perjalanan, melihat antusiasme dan senyum mereka sangat senang menerima hadiah dari kami, Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan. 

Penulis Bersama Relawan Dokter Czech Rep.

Tiga puluh menit berselang kami sampai di Pohon purba. Tempat ini menjadi muster point kami bertemu dengan relawan lainnya, Beberapa menit berselang Lely (rekan relawan lainya) tiba Bersama dua orang dokter dari Czech. Nikol dan Ilona namanya, perawakan khas eropa dengan kulit putih. 

Sepuluh menit berlalu setelah kami berkenalan dengan Dokter Nikol dan Ilona kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Sugian, Sambelia. Satu jam perjalanan kami tempuh kembali menuju Desa Sugian perjalanan memakan waktu karna hari ini kami mengelilingi Lombok, Literally mengelilingi Lombok dari selatan-utara. Jam 11.00 Wita kami sampai di Desa Sugian baru, Sambelia, Lombok timur. Posko pertama terletak dijalan poros , kami meminta izin ke kepala desa Sugian Baru untuk mengantarkan logistic dan melaukukan kegiatan trauma healing ke salah satu desa yang terletak di Sugian. 

Penyerahan Bantuan Ke Kepala Desa Sugian, Sambelia.


Jaraknya lumayan jauh kita melewati jalanan berbatu dan beberapa rumah warga. Jalanannya memang tas seindah aspal jalan poros tapi ini yang membuat perjalanan menantang. Beberapa menit berselang kami sampai di salah satu dusun. Dokter Nikol dan Ilona tiba-tiba turun di dampingi lely, Warga saat itu melaporkan bahwa ada yang sakit di salah satu podok kayu mereka. ada salah satu warga yang patah kaki akibat terjatuh dari kendaraan mungkin karena panik saat gempa yang berlangsung motor menimpa kaki beliau. Cedera yang dialami cukup parah karna tulang kaki sebelah kanan mengalami retakan yang bisa menyebabkan pergeseran tulang betis beliau, Dokter Ilona sigap mengobati beliau membersihkan luka dan memberikan vitam dan penyangga baru agar kakinya tidak separah sebelumnya untuk tindak lanjut beliau menyarankan untuk mengoperasi secepatnya. Penyakit yang di alami korban semakin parah karena tidak segera di bawa ke rumah sakit darurat untuk di operasi, problem masyarakat Sugian Lombok adalah karna mereka takut ke dokter olhe karna itu mereka memilih menggunakan dukun setempat, Padahal jika langsung dilakukan operasi kakinya akan dapat segera pulih karna lamanya penanganan warga kaki korban mengalami pembengkakan yang cukup parah. Dengan datangnya tim medis Dokter Ilona dan Nikol akhirnya mereka teredukasi untuk tidak takut dengan dokter umum dan segera membawa korban patah kaki kerumah sakit darurat terdekat.

Pengobatan Medis Dokter Ilona dan Nikol.


Satu jam berlalu untuk mengobati korban patah tulang, kami mulai berkeliling kembali kami membuka posko pengobatan 500 meter dari lokasi korban, kami membagi tugas kali ini untuk korban remaja hingga dewasa Dokter Nikol dan Ilona akan melakukan pengecekan medis dan pengobatan jika diperlukan sedangkan BangYog dan relawan SP Mathilda kami melakukan trauma healing keanak-anak balita hingga sekolah menengah. Jumlah anak-anak di desa sugian baru cukup banyak sekitar 30 orang anak berkumpul untuk mendengar cerita dongeng BangYog , Kami juga mengadakan beberapa games seperti bermain origami hingga membuat kerajinan dari kertas. Hari ini merupakan hari yang padat namun Lelah yang melanda hilang karna keseruan bermain Bersama adik-adik disni. Walau sedih karna rumah mereka rata oleh tanah, kami berharap kedatangan kami bisa meringankan musibah yang mereka alami. 

Games membuat Origami.


BangYog dan tim melakukan trauma healing mulai jam 1 sampai jam 5 sore, waktu yang cukup Panjang tapi waktu yang BangYog rasakan berlalu begitu cepat, keseruan bermain Bersama, bercerita dengan mereka jadi salah satu hal yang tidak tepisahkan ketika berada di Desa Sugian, Sambelia Lombok timur. 

Dongeng ke Adik-adik Desa Sugian Sambelia, Lombok Timur.


Jam 5.30 WITA Kegiatan kami selesai sekitar 40 orang lebih ditangani Dokter Nikol dan Ilona kebanyakan keluhan mereka adalah Pusing, Demam dan gatal-gatal Doker Nikol dan Ilona memberikan beberapa obat oles maupun antibiotic untuk yang terdampak. Kami juga mengakhiri kegiatan trauma healing dengan membagikan susu coklat dan makanan ke adik-adik korban bencana. Setelah semua kegiatan selesai kami beranjak kembali ke mobil sebelum mentari terbenam kami menyempatkan untuk singgah kesalah satu posko di sambelia untuk mengantarkan logistik yang tersisa diantaranya sembako dan pakaian layak pakai. Sampai di posko terakhir tuntas sudah kegiatan trauma healing dan pengobatan keliling dari tim kami. 

Tim Relawan Medis dan Trauma Healing Lombok.


Besok pagi hari sekali kami akan melanjutkan kegiatan menuju ke sembalun yang jaraknya juga cukup jauh di kaki gunung rinjani. Hari ini ada banyak senyum yang kami lihat, banyak ucapan positif rasa Terima kasih warga ke tim kami, banyak keceriaan yang kami rasakan mulai dari anak-anak hingga dewasa, mulai dari remaja hingga lansia. Matahari mulai membawa senja kegiatan kami selesai pukul enam WITA. Perjalanan kami masih beberapa jam hingga sampai di Posko Ampenan, Kami manfaatkan untuk istirahat sambil mencari makan malam di perjalanan. Hari terasa cepat berlalu rasanya 24 jam tak cukup bagi kami tapi masi ada hari esok dan kami akan bersiap untuk kembali beraktifitas mengantarkan logistic hingga trauma healing sebelum kami terbang kembali. Dan perjalanan seru ke kaki gunung rinjani hingga isak tangis haru akan berlangsung di edisi LOMBOK BANGKIT #3 BangYogStories.



Salam,



BangYogStories
Perjalanan BangYog juga bisa di ikuti di Instagram "@yogpratam"







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Energi Panas Bumi Indonesia

Hallo Bosku! Kemarin di #15HariCeritaEnergi BangYog ngebahas tentang pemanfaatan panas bumi di Indonesia dan Dunia. Kali ini abang bakal ngebahas mengenai panas bumi Indonesia dan tantangannya dalam pengembangannya. Energi panas bumi sebagai energi terbaharukan masih memerankan posisi penting di Indonesia. Potensi Panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi di dunia atau 28.910MW, Ini merupakan potensi terbesar yang di miliki Indonesia. Dengan terus memaksimalkan dan mengembangkan sumur-sumur panas bumi yang belum di produksi di masa yang akan datang, Indonesia akan memiliki fondasi penting dalam sektor energi terbaharukan dengan memanfaatkan energi panas bumi.  www.esdm.go.id Dari data di atas hanya 1.403,5 MW yang sudah terpasang dan terproduksi, masih ada 1.590 MW PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yang masih belum terbit izin/persiapan lelang, dan 3.210 MW belum berproduksi yang tersebar dari pulau sumatera hingga timur maluku. Sebelum membahas

Merangkai Mimpi, Bersinergi

Bonjour People! Mimpi adalah rangkaian cita-cita yang menjadi nyata jika disertai usaha, Mimpi setiap insan manusia memang tak ada batasnya begitu juga usaha kita. Pada akhirnya insan yang bisa meraih mimpi adalah ia yang mampu bertahan dan berusaha sejauh ia menggantungankan cita-citanya. Tulisan ini akan menceritakan salah satu rangkaian mimpi saya hingga hari ini. Berawal dari awal tahun 2017 saya mengikuti kompetisi #15HariCeritaEnergi yang diadakan Kementrian ESDM RI. Kompetisi ini merupakan kompetisi menulis tentang energi terbaharukan selama 15 hari berturut-turut. Selama beberapa bulan seleksi dari 400 peserta terpilih 10 finalis dari berbagai daerah, Saya menjadi satu-satunya peserta dari Kalimantan yang lolos pada saat itu dan kemudian di undang untuk menghadiri International Clean Energy Forum (ICEF) 2017 untuk menghadiri Youth Forum dan rangkaian tes selanjutnya yaitu presentasi tulisan. Saat Presentasi di ICEF 2017. Saya mengambil tema tentang memb

Day 1 IEA Forum, Menghirup Kenikmatan Di kota Paris

Denting jam terus bergulir, Abang sudah menyiapkan segala perlatan untuk memulai perjalanan panjang sejauh 14 jam ke benua biru. Berangkat dari Balikpapan abang menuju Surabaya kemudian menembus kota pahlawan menuju ke Kabupaten Malang untuk menghadiri undangan pernikahan salah satu Duta Wisata Malang yang dulu juga satu keluarga Duta wisata seluruh Indonesia, Tak lama di Malang, Abang hanya 2 hari kemudian kembali ke bandara Surabaya untuk terbang menuju ibu kota. Ahh, Suasana yang sudah biasa ketika sampai di Jakarta, Macet, Ramai dan padat. Keberangkatan abang memang baru esok hari, Sengaja memang untuk stay di Jakarta agar penantian beberapa bulan lalu berjalan sesuai rencana. Penantian setelah melewati gempuran mencari ide, Merangkai kata dalam tulisan, serta melakukan aksi yang sekaligus hobi yang sukses di tahap pertama. Di tahap kedua #15HariCeritaEnergi mengulas tulisan lewat presentasi yang diuji oleh juri dari berbagai kompetensi yang akhirnya membuat salah sat