Langsung ke konten utama

Merdeka Dengan Berbagi Terang Cahaya Untuk Punan

Selamat Pagi !
Hujan turun hari ini di Balikpapan dengan derasnya menutup matahari di Hari kemerdekaan, tetapi tentu hujan bukan halangan di Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72. Yang bisa membatasi kemerdekaan adalah diri kita sendiri, apakah kita mau merdeka dengan hanya berdiam diri atau kita merayakannya dengan ikut bersama membangun daerah dan negeri, membantu memberi kontribusi kecil untuk kesejahteraan bersama.
Sesungguhnya arti kemerdekaan itu adalah merdeka berpendapat, mendapat persamaan hak dalam kehidupan dan Energi demi terciptanya satu tujuan yaitu Persatuan Indonesia.

Photo Source: Google.com


Indonesia terdiri dari 17.508 pulau dan 83.184 Desa & Kelurahan (Wikipedia), Dengan data dari Kementrian ESDM kondisi saat ini terdapat 2.519 Desa yang gelap Gulita. Masih terdapat ribuan desa di pelosok indonesia yang belum mendapatkan akses penerangan, kalian bisa juga cek datanya di www.esdm.go.id.
Penerangan sangat di butuhkan untuk menunjang ekonomi masyarakat, sarana beribadah di kala malam, dan juga berguna sebagai sarana belajar generasi penerus bangsa Indonesia. Tapi masih ada Desa di pedalaman Kalimantan Utara kabupaten Bulungan Desa Semeriot ,Kalimantan Utara yang belum memiliki penerangan dan akses listrik. Desa ini terdiri dari 139 jiwa dengan 29 kepala keluarga , masyarakat desa semeriot dikenal dengan masyarakat suku Dayak Punan Semeriot.
Beberapa tahun lalu pemerintah dan perusahaan setempat sempat membantu memberikan akses listrik berupa Generator listrik tetapi bantuan tersebut tidak solutif dan belum memberikan solusi atas masalah energi di Desa Semeriot. Masalah Sosial dan akses jalan yang sulit menyebabkan solar menjadi satu hal yang sangat mahal, generator listrik membutuhkan solar sebagai bahan bakar dan ini menjadi permasalahan baru untuk mereka, akses menuju kecamatan terdekat untuk membeli bahan bakar harus menempuh waktu kurang lebih 8-10 jam melawan arus sungai, dan memerlukan kapal untuk melewati sungai tersebut dan kapal tentu memerlukan bahan bakar kurang lebih sebanyak 20 liter sekali jalan ke kecamatan terdekat untuk masyarakat pedalaman BBM sebanyak itu menimbulkan biaya yang sangat mahal bagi mereka. Akhirnya generator bantuan tidak terpakai lagi karna tingginya biaya untuk membeli bahan bakar. Memberikan akses penerangan & listrik yang tidak memerlukan BBM, dapat bertahan lama, dan tidak mencemari lingkungan merupakan Salah satu solusi yang harus di berikan. Dengan menggunakan energi terbaharukan untuk menerangi desa yang terisolir dan sulit dijangkau untuk memberikan persamaan hak dalam menikmati energi tanpa harus menimbulkan polusi merupakan solusi terbaik. Energi terbaharukan tidak memerlukan bahan bakar konvensional, hanya membutuhkan energi alam yang di transformasikan menjadi energi listrik sebagai sumber energi, dan sangat tepat untuk desa pedalaman yang sulit di akses.
Saya bersama beberapa rekan saya tergerak untuk ikut membantu suku dayak punan pedalaman Kalimantan Utara dengan membuat program Berbagi Terang. Berbagi Terang Cahaya Untuk Punan merupakan program yang bertujuan untuk memberikan akses energi tenaga matahari ke warga pedalaman suku Dayak Punan, Kalimantan Utara. Dengan Program ini kami berharap dapat memberikan akses penerangan ,persamaan pendidikan dengan pengajaran sekolah adat dan memberikan hak untuk menyinari desa yang gelap gulita dengan energi terbaharukan yang ramah lingkungan. Penggalangan dana program berbagi terang di dapat dari penggalangan dana online di kitabisa.com/cahayauntukpunan dan penggalangan dana offline ke masyarakat kalimantan serta bantuan perusahaan.

Program Berbagi Terang ke desa semeriot dipedalaman melewati berbagi rintangan , cuaca tak menentu dan sulitnya akses menjadi salah satu yang menyebabkan desa ini cukup terisolir, Perjalanan menuju Desa Semeriot memakan waktu lebih dari 10 jam dimulai dari Penerbangan Balikpapan - Tarakan, dilanjutkan dgn Speedboat dari Pelabuhan Tarakan ke Sekatak selama 3 jam melewati Intraka dan menembus arus menggunakan Kapal Klotok dgn 1 juru motor dan 1 juru Batu selama 8 jam hingga menuju pedalaman punan Desa Semeriot, Kalimantan Utara.
Akses yang cukup sulit dan jauh menjadi pengalaman tersendiri, Edukasi ke Warga dan adikadik menjadi satu hal yang sangat penting disamping akses yg sgt tertinggal peningkatan pendidikan moral dan baca tulis juga salah satu yg harus ditingkatkan.

Setelah melewati perjalanan hingga sampai perjalanan akhirnya kami menyerahkan bantuan lampu hemat energi tenaga matahari unutk menerangi desa semeriot Suku dayak punan.


Panel Surya Tenaga Matahari

Lampu Tenaga Matahari

Bantuan Lampu Tenaga Matahari dan Panel Surya (Diserahkan Tanggal 09/08/2017)


Keadaan Desa setelah diterangi Lampu dari program Berbagi Terang


Kami berharap dengan adanya program Berbagi terang dapat membantu memberikan solusi bersama untuk mendapatkan persamaan hak akan energi dengan memanfaatkan energi terbaharukan tenaga matahari ke masyarakat dan desa terpencil Seluruh Indonesia. Kami juga berharap dapat bekerja sama dengan Kementrian ESDM & Pemerintah untuk memberi jangkauan penyebaran energi terbaharukan yang lebih luas keseluruh indonesia dengan kerja bersama, karena menurut kami warga negara indonesia Kerja bersama adalah kerja yang dilakukan seluruh masyarakat, komunitas, dan pemerintah untuk bersama memberikan kontribusi kepada bangsa dan manfaat kepada masyarakat & saudara kita seluruh Indonesia.


Terang sesungguhnya bukan hanya milik kita tapi juga mereka di pelosok Indonesia.
Dengan Berbagi Terang SEKARANG TERANG JUGA MILIK MEREKA , WARGA DESA SEMERIOT SUKU DAYAK PUNAN KALIMANTAN UTARA. 
Terima Kasih Untuk Seluruh Masyarakat Indonesia yang terus membantu Kerja Bersama untuk Indonesia.

ohya, kalian juga bisa cek informasi seputar energi dan Kementrian ESDM di www.esdm.go.id
#15HariCeritaEnergi


CHEERIO!
SALAM BERBAGI TERANG,


YOGA PRATAMA
    @yogpratam

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Energi Panas Bumi Indonesia

Hallo Bosku! Kemarin di #15HariCeritaEnergi BangYog ngebahas tentang pemanfaatan panas bumi di Indonesia dan Dunia. Kali ini abang bakal ngebahas mengenai panas bumi Indonesia dan tantangannya dalam pengembangannya. Energi panas bumi sebagai energi terbaharukan masih memerankan posisi penting di Indonesia. Potensi Panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi di dunia atau 28.910MW, Ini merupakan potensi terbesar yang di miliki Indonesia. Dengan terus memaksimalkan dan mengembangkan sumur-sumur panas bumi yang belum di produksi di masa yang akan datang, Indonesia akan memiliki fondasi penting dalam sektor energi terbaharukan dengan memanfaatkan energi panas bumi.  www.esdm.go.id Dari data di atas hanya 1.403,5 MW yang sudah terpasang dan terproduksi, masih ada 1.590 MW PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yang masih belum terbit izin/persiapan lelang, dan 3.210 MW belum berproduksi yang tersebar dari pulau sumatera hingga timur maluku. Sebelum membahas

Refleksi 2018, Wacana 2019!

Sebuah resolusi menjadi wacana jika tidak terencana, Sebuah aksi menjadi biasa jika tak dilaksana, Janji juga tak berarti jika tak ada aksi nyata, Dan aspirasi tak tersampaikan jika tak diterapkan segera. Sama seperti wacana awal tahun, Yang rencana direalisasikan akhir tahun, Yang katanya akan lebih baik Taunya belum baik, Yang rencananya akan memulainya tapi terhambat alasan sederhana. Bagi yang sudah merealisasikan wacananya, Bersyukurlah pada yang maha kuasa, Bagi yang belum, Tetaplah berdoa dan berusaha. Apapun yang kalian rencanakan, Buat itu menjadi kebahagiaan kalian, Terus berusaha menjadi nadi yang seharusnya, Semoga kita selalu senantiasa menjadi yang terbaik, Untuk kita dan semuanya, Selamat menempuh awal yang baik dan bersiap memacu diri menjadi versi tertinggi diri sendiri. -BangYog-  Bukan termasuk mengumbar diri tapi Semoga bisa menjadi inspirasi, Dari resolusi 2018 lalu Semoga cerita ini bisa menjadi bukti bahwa tulisan

Day 1 IEA Forum, Menghirup Kenikmatan Di kota Paris

Denting jam terus bergulir, Abang sudah menyiapkan segala perlatan untuk memulai perjalanan panjang sejauh 14 jam ke benua biru. Berangkat dari Balikpapan abang menuju Surabaya kemudian menembus kota pahlawan menuju ke Kabupaten Malang untuk menghadiri undangan pernikahan salah satu Duta Wisata Malang yang dulu juga satu keluarga Duta wisata seluruh Indonesia, Tak lama di Malang, Abang hanya 2 hari kemudian kembali ke bandara Surabaya untuk terbang menuju ibu kota. Ahh, Suasana yang sudah biasa ketika sampai di Jakarta, Macet, Ramai dan padat. Keberangkatan abang memang baru esok hari, Sengaja memang untuk stay di Jakarta agar penantian beberapa bulan lalu berjalan sesuai rencana. Penantian setelah melewati gempuran mencari ide, Merangkai kata dalam tulisan, serta melakukan aksi yang sekaligus hobi yang sukses di tahap pertama. Di tahap kedua #15HariCeritaEnergi mengulas tulisan lewat presentasi yang diuji oleh juri dari berbagai kompetensi yang akhirnya membuat salah sat